BPOM menggelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Instrumen Pengukuran Tingkat Efektivitas Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) untuk periode Rencana Strategis 2025-2029, Rabu (16/10/2024).
Kegiatan bertujuan untuk mengevaluasi dan melakukan penyesuaian instrumen sehingga sejalan dengan indikator sasaran kegiatan Tingkat Efektivitas KIE Sediaan Farmasi dan Pangan Olahan di Wilayah Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) periode Rencana Strategis 2025-2029.
Berlokasi di Hotel Ibis Jakarta Raden Saleh Cikini, kegiatan diselenggarakan secara hybrid dihadiri Unit Kerja Pusat/UPT, serta menghadirkan Pakar Kebijakan Publik, Prima Ariestonandri dari PT Sigma Research Indonesia selaku pemandu jalannya FGD.
“Dengan adanya FGD ini diharapkan dapat bertukar pendapat, pengalaman, serta ide-ide untuk didiskusikan dan menemukan hal baru untuk efektivitas KIE yang lebih baik lagi ke depannya” ujar Reghi Perdana selaku Kepala Biro Hukum dan Organisasi yang hadir secara daring dalam menyampaikan sambutan sekaligus membuka kegiatan.
Yanti Kamayanti Latifa, Pengawas Farmasi Ahli Madya dari Biro Hukum dan Organisasi BPOM selaku Ketua Tim Kerja Pengelolaan KIE menambahkan “FGD ini sangat penting dan kritikal, karena output FGD yaitu instrumen yang akan digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas KIE selama 5 (lima) tahun ke depan”.
Rangkaian kegiatan terdiri dari dua sesi, dimana pada sesi pertama dilakukan pembahasan konsep pengukuran dan instrumen efektivitas KIE sesuai indikator periode Renstra 2025-2029, dan pada sesi kedua dilakukan evaluasi penyelenggaraan survei dan penggunaan instrumen efektivitas KIE oleh unit penyelenggara KIE tahun 2020-2024.
Peserta FGD baik yang hadir secara luring maupun daring, aktif menyampaikan berbagai pengalaman, usulan dan perbaikan terhadap instrumen pengukuran efektivitas KIE.
“Kuesioner dapat dibuat lebih ringkas sehingga mempermudah responden dalam pengisian KIE terutama responden yang belum familiar dengan akses internet, sehingga kuesioner dalam bentuk cetak masih dibutuhkan, ” ujar salah satu peserta FGD.
Prima Ariestonandri menjelaskan bahwa awal kesepahaman dalam penyusunan instrumen efektivitas KIE tidak hanya mengharapkan dimensi yang valid, tetapi juga memastikan bahwa aspek teknis dapat dipahami dan responden mudah dalam pengisiannya.
FGD tahap kedua akan dilaksanakan dengan melibatkan para pakar eksternal, dan diharapkan para peserta dapat berkontribusi kembali. (PM – Melia dan Dian).